Banner Besar Korean Stuff

Fany Efrita: Menerobos Keterbatasan dengan Semangat Penuh Juang

Konten [Tampil]
Fany Efrita: Menerobos Keterbatasan dengan Semangat Penuh Juang

“Kegagalan adalah awal dari keberhasilan”, merupakan kalimat yang menggambarkan kisah Fany Efrita, salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2024 di bidang pendidikan, yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk. 

Fany Efrita Rotua Ritonga atau yang kerap disapa Fany merupakan seorang penyandang disabilitas dengan segudang energi positif yang mampu melampaui batas-batas yang telah digariskan. Tidak hanya membawa dirinya sendiri bangkit, perempuan tangguh ini juga turut menyalurkan semangat pada teman-teman difabel lainnya melalui organisasi yang didirikannya.

Bagaimana perjalanan Fany Efrita dalam membimbing penyandang disabilitas lain bangkit dari keterpurukan?

Mengenal Lebih Dalam Sosok Fany Efrita

Lahir dengan kondisi spesial membuat Fany mau tidak mau harus melewati beragam lika-liku kehidupan dengan lebih berat. Meskipun berstatus sebagai penyandang tuna daksa yang mengidap makro distrofi lipomatosa pada kaki kirinya, tidak menyurutkan semangatnya untuk terus memiliki kehidupan seperti individu lainnya.

Makro distrofi lipomatosa adalah kondisi bawaan langka yang dapat menyebabkan pembesaran abnormal pada anggota tubuh tertentu.

Bersekolah hingga tingkat lanjut, menjadi budak korporat setelah menyelesaikan studi dan menikah adalah impian seorang Fany Efrita. Klasik, bukan? Sayangnya, untuk mewujudkannya Fany harus melalui tikungan tajam. 

Sosok penuh inspirasi ini telah berhasil membawa gelar S2 dibelakang namanya, cita-cita selanjutnya, yakni menjadi Mbak-mbak Kantoran, seperti teman sebayanya akan digapainya sedikit lagi. 

Namun sayang, harapan tersebut haruslah dipendam dalam akibat penolakan dari sebuah kantor bank dengan alasan fisik yang kurang memenuhi. 

Gagalnya memasuki dunia kerja menjadi puncak dari keterpurukannya. Namun, hal tersebut bukanlah hambatan bagi perempuan kelahiran tahun 1991 ini. Justru, penolakan tersebut menjadi awal mula perjalanannya menerobos keterbatasan.

Fany Efrita: Menerobos Keterbatasan dengan Semangat Penuh Juang

Kebangkitannya didorong oleh motivasi yang datangnya dari sebuah program televisi yang ditontonnya dan menampilkan sosok inspiratif. Kondisinya jauh lebih tidak sempurna menurut Fany, namun sang motivator tersebut sangat bersyukur atas hidupnya.

Jakarta menjadi kota yang dipilih untuk mulai menjajaki awal kebermanfaatannya. Fany memilih yayasan Thisable Enterprise milik Angkie Yudistia–yang merupakan penyandang tuna rungu, untuk mengembangkan potensinya. 

Thisable Enterprise sendiri merupakan sebuah perusahaan sosial yang memiliki misi memberdayakan penyandang disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia kerja.

Melalui organisasi pemberdaya disabilitas ini, Fany mengikuti inkubasi bisnis selama 6 bulan lamanya dan kemudian membangun produk kecantikan dengan nama “Thisable Beauty Care”. 

Alunjiva: Wadah Penampung Aspirasi Teman Difabel

Tak mau bangkit sendiri, alumni Universitas Tanjungpura ini turut menyalurkan energi positifnya kepada penyandang disabilitas lain melalui organisasi yang didirikannya bersama seorang teman yang juga penyandang tuna daksa. 

Alunjiva Indonesia menjadi nama pilihan untuk wadah pemberdaya ini. Nama tersebut berasal dari bahasa Sansekerta yakni “Alun” yang memiliki arti besar, dan “Jiva” yang berarti jiwa. Dari gabungan dua kata tersebut, Alunjiva Indonesia memiliki makna jiwa besar untuk tetap berkarya dan bermanfaat bagi sesama. 

Alunjiva Indonesia memiliki misi untuk mendukung kesejahteraan mental, kesetaraan serta kemandirian penyandang disabilitas melalui pemberdayaan, pelatihan serta inklusi di masyarakat.

Fany Efrita: Menerobos Keterbatasan dengan Semangat Penuh Juang

Beberapa program pemberdayaan yang telah digalang oleh Alunjiva Indonesia adalah pelatihan digital skill online, pelatihan wirausaha, pameran wirausaha, pelatihan barista, pelatihan soft skill, hingga pemberian alat bantu mobilitas. Untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan dan mendukung program inklusifnya, Alunjiva Indonesia berkolaborasi dengan berbagai pihak. Diantaranya, adalah FHCI BUMN, Unilever Indonesia, Garuda Indonesia, CIMB Niaga, ID Survey, Sentra Terpadu Inten Soeweno, Pelindo, dan juga PLN. 

Hasil dari berbagai kolaborasi tersebut, ekosistem yang bernaung dibawah Setara Berdaya Group ini telah menjangkau lebih dari 100 daerah, membantu 200 lebih penyandang disabilitas menjadi tenaga profesional di bidangnya masing-masing, serta menciptakan beragam produk unggulan hasil dari kreativitas para anggotanya. 

Berdaya, Berkarya, Berdampak

Lantas, bagaimana cara Fany menyalurkan ilmu ‘penggebrak sosial media’ nya kepada teman-teman disabilitas lainnya?

Melalui program-program yang diinisiasi oleh Alunjiva, Fany membagikan ilmu seputar konten sosmed kepada teman-teman difabel lainnya. Tidak hanya berjalan sendiri, Alunjiva juga turut menggandeng berbagai lembaga serta brand besar dalam menyebarluaskan ilmu per-konten-an ini. 

Fany Efrita: Menerobos Keterbatasan dengan Semangat Penuh Juang

Seperti baru-baru ini, pada bulan Juni lalu, Alunjiva Indonesia bersama Unilever Indonesia dan Komisi Nasional Disabilitas RI membuka kesempatan untuk teman-teman difabel mengikuti "SheAblepreneur: Kolaborasi untuk Perempuan dan Disabilitas Penggerak Perubahan”. 

Program ini dirancang khusus untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan keterampilan wirausaha, mengembangkan proyek sosial atau bisnis yang inklusif, business model canvas, literasi keuangan, literasi digital, cara membangun personal branding lengkap dengan edukasi sosmed, serta pengenalan AI.

Berbicara tentang AI, pada Mei 2025 lalu Alunjiva mengadakan webinar bertemakan "Belajar AI Bareng Content Creator untuk Disabilitas dan Entrepreneur”. Dalam seminar online ini para peserta akan mendapatkan tips praktis dari kreator yang telah sukses menggunakan AI serta belajar cara mengoptimalkan kecerdasan buatan untuk bisnis, personal branding dan industri kreatif.

Di awal masa berdirinya Alunjiva Indonesia menggandeng PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya untuk menyelenggarakan program pelatihan bertemakan “Pemberdayaan Menuju Indonesia Inklusif” khusus disabilitas. Program ini bertujuan untuk memberdayakan teman-teman difabel yang berdomisili di Jabodetabek melalui pelatihan content creator dan wirausaha. 

Pelatihan tersebut dilaksanakan selama 2 minggu dengan mempelajari modul-modul yang berkaitan dengan platform digital dan pengoperasian penggunaan digital. Program ini dibimbing oleh para trainer yang telah berpengalaman serta ahli dalam bidang produksi konten, bisnis serta literasi keuangan.

Peserta memiliki kesempatan untuk berdiskusi secara langsung dengan pengajar. Para trainer bersama tim fasilitator program memonitor dan mengevaluasi peningkatan kemampuan peserta dari awal hingga akhir pelatihan. 

Tidak hanya menggandeng instansi dalam negeri, Alunjiva Indonesia juga menggandeng pemerintahan Inggris melalui UK-Indonesia Tech Hub yang didukung oleh Komisi Nasional Disabilitas RI dan D-Network. Workshop bertajuk “Kolaborasi Menuju Indonesia Inklusif” ini diadakan di Annika Linden Centre Bali dan diikuti lebih dari 500 penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia. 

Rangkaian kegiatannya berupa panduan pembentukan wawasan energi kerja, pengembangan UMKM penyandang disabilitas, pelatihan keterampilan digital dan kewirausahaan bagi disabilitas serta UMKM Fair dan Job Fair.

Selain menginisiasi program-program yang memberdayakan penyandang disabilitas melalui Alunjiva Indonesia, Fany juga aktif mengisi talkshow maupun workshop bertemakan pemberdayaan dan sosial media. 

Melalui kegigihannya dalam menyebarkan edukasi mengenai disabilitas di sosial media yang dimilikinya, inisiasi berbagai program melalui Alunjiva Indonesia, dan kegiatan lainnya, perempuan asal Pontianak ini dilirik oleh pihak Anugerah Pewarta Astra dan diberikan penghargaan Apresiasi Penerima SATU Indonesia Awards 2024 di bidang pendidikan. 

Pencapaian ini membuat namanya semakin dikenal luas dan semakin melebarkan sayap Fany lebih membentang untuk memperjuangkan inklusivitas di Indonesia. 

Penutup: Inklusivitas Adalah Tanggungjawab Kita Semua

Untuk menuju Indonesia yang inklusif, pemerintah bukan lagi satu-satunya pihak yang harus berjuang, kita semua juga turut bertanggung jawab menegakkan kesetaraan ini. Karena sejatinya, inklusivitas bukan hanya sekedar berjuang membuka pintu, tetapi memastikan semua individu yang masuk ke dalamnya dapat melangkah dengan nyaman. 

Fany Efrita adalah satu dari banyak pihak yang memiliki kesadaran penuh untuk menyetarakan hak-hak penyandang disabilitas. Melalui karya-karyanya, Fany telah menunjukkan bahwa setiap langkah kecil yang konsisten dapat membawa perubahan dan menembus batas yang ada. 

#APA2025-BLOGSPEDIA

Sumber

  1. https://alunjiva.id/
  2. https://kabarsdgs.com/hot-news/2025/06/17796/alunjiva-indonesia-luncurkan-program-sheablepreneur/
  3. https://marketing.co.id/alunjiva-dan-uk-indonesia-tech-hub-adakan-workshop-umkm-bagi-penyandang-disabilitas/
  4. https://pontianak.tribunnews.com/2020/06/21/kisah-fany-efrita-entrepreneur-muda-penyandang-tuna-daksa
  5. https://www.instagram.com/p/DJ8lp7KJlS_/
  6. https://www.neraca.co.id/article/174576/berdayakan-disabilitas-alun-jiva-indonesia-gandeng-pln-jakarta-raya-gelar-pelatihan
Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog kami. Mohon jangan tinggalkan link hidup, ya! Jika meninggalkan link hidup mohon maaf komentar akan kami hapus.